Petualangan khas Robert Langdon. Begitu kesan yang saya setelah menyelesaikan novel The Lost Symbol semalam suntuk.
The Lost Symbol adalah novel karya  Dan Brown, penulis Da Vinci Code, Deception Point, dan lain-lain. Novel  ini masih belum terbit dalam Bahasa Indonesia, baru ada dalam Bahasa  Inggris.

- The Lost Symbol
 
Tokoh utama dalam novel ini adalah  Robert Langdon, tokoh utama dalam Da Vinci Code dan Angels and Demons.  Garis besar cerita masih sama seperti novel-novel sebelumnya.  Petualangan semalam diburu waktu untuk menyelamatkan seseorang atau  sesuatu dari sosok misterius yang tak diduga dan berhubungan dengan  organisasi penuh rahasia dan interpretasi simbol. Dan tokoh wanita yang  menemani petualangan sang tokoh utama pria.
Dalam The Lost Symbol, organisasi  yang dikuak miterinya adalah Freemasonry. Robert Langdon harus berpacu  dengan waktu untuk menyelamatkan sahabatnya, Peter Solomon, yang  merupakan seorang Freemason. Langdon dipanggil ke Washington oleh  seorang pria yang mengaku sebagai aisten pribadi Solomon untuk berbicara  di acaranya. Akan tetapi setibanya di sana, ternyata tidak ada acara  apapun. Langdon justru menemukan tangan kanan sahabatnya yang terpotong  di tengah ruangan dan ditato dengan simbol-simbol.
Langdon dihubungi oleh seseorang  yang mengaku sedang menyandera Solomon dan ingin Langdon memecahkan  teka-teki tentang ‘Ancient Mysteries’ yang dimiliki organisasi  Freemason. Penyandera Solomon tersebut ternyata juga mengejar adik Peter  Solomon, Katherine. Maka dimulailah petualangan semalam suntuk Robert  Langdon di Washington di bawah tekanan direktur CIA yang menyatakan  bahwa penculikan Solomon adalah masalah keamanan nasional dan mendesak  Langdon agar segera memenuhi permintaan sang penculik.
Setelah menemukan piramid yang  mengandung berbagai teka-teki dan bertemu dengan Katherine yang berhasil  meloloskan diri dari kejaran penculik Peter Solomon, pada akhirnya  Langdon dan Katherine tertangkap oleh Mal’akh, sang penculik. Mal’akh  kemudian membawa Solomon ke gedung pusat Freemason. Tanpa  sepengetahuannya, CIA berhasil menyelamatkan Langdon dan Katherine.
Cerita ini diakhiri dengan kejutan  mengenai identitas Mal’akh yang sebenarnya. Sebuah ironi lagi, ternyata  ‘Ancient Mysteries’ yang dicari oleh Mal’akh bukanlah seperti yang ia  kira.
Novel ini cukup bagus dan  menegangkan, menyingkap berbagai misteri mengenai Freemason dan kota  Washington. Tetapi kelemahannya plot novel ini dpat dikatakan persis  dengan novel-novel Dan Brown lain dengan tokoh utama Robert Langdon dan  bahkan dengan Deception Point yang tokoh utamanya bukan Langdon. Semua  erupakan petualangan semalam suntuk diburu waktu untuk mengungkap  rahasia di balik suatu organisasi dan menyelamatkan seseorang atau  sesuatu.
Rekomendasi yang bagus bagi penyuka novel-novel penuh simbol dan kode sejenis Da Vinci Code. Tetapi jangan kecewa bila merasa deja vu saat membacanya, sangat mengingatkan pad novel-novel Dan Brown lain.



0 komentar:
Posting Komentar