Category: | Books |
Genre: | Literature & Fiction |
Author: | Rizki Ridyasmara |
Cetakan: Ke Dua
Bulan: November 2006
Penerbit: Pustaka Al Kautsar Jakarta Timur Pertama kali melihat tampilan buku ini, saya sama sekali tidak menduga bahwa ini adalah buku asli karya anak bangsa sendiri, apalagi melihat judul dan sub judul yang sangat kebarat-baratan -tentang Biarawan Sion- dan ini memang tema yang sangat populer akhir-akhir ini mengikuti meledaknya novel "Da Vinci Code" karya Dan Brown. Tak pelak, begitu banyak penulis buku dari dunia barat san yang mengangkat tema ini dalam buku-buku mereka saat-saat ini.
Sang penulis, Rizki Ridyasmara, lahir di Jakarta 7 Maret 1971. Karir kewartawanannya dimulai ketika menjadi Reporter majalah Ishlah (1994), lalu merambah ke sejumlah media, termasuk Dotcom. Buku-bukunya yang telah terbi diantaranya adalaht: Singapura Basis Israel Asia Tenggara (2005), Ketika Rupiah Jadi Peluru Zionis (2006), Fakta Data Yahudi di Indonesia (Bersama H. Ridwan Saidi, 2006), dan Gerilya Salib di Serambi Mekah (2006). Kini, selain aktif di sejumlah lembaga kajian zionisme, berkonsentrasi menulis buku.
PROLOG – Yang Tidak Di Ungkap "The Da Vinci Code"
Brown Percaya, tugas utama Biarawan Sion adalah menjaga garis darah keturunan Yesus hingga menghantarkannya kembali bertahta sebagai Raja Pendeta yang berkuasa di Yerusalem. Hipotesis ini menyengat kalangan Kristen karena dalam tradisi ke-kristen-an yang telah dipelihara dari generasi ke generasi, dogma pokok dan paling inti adalah kepercayaan tentang kebangkitan Yesus (resurrection). Menurut dogma ini, setelah mati di tiang salib dan bangkit dari makamnya menuju langit, Yesus akan bangkit kembali (The Second Coming) pada hari ke tiga untuk menebus dosa umat manusia. Jika dasar dogma ini dibongkar, maka dengan sendirinya runtuhlah agama Kristen. Paul Young dalam "Christianity", menulis, bahwa tanpa "resurrection" maka tidak ada "ke-kristen-an". Ibarat potongan-potongan gambar (puzle), maka jika resurrection di buang, puzzle itu tidak akan pernah membentuk apa yang disebut sebagai Christianity. (halaman xxxiii)
Dogma inti inilah yang dianggap kalangan Kristen dicoba dihancurkan oleh The Da Vinci Code. Betapa tidak, dalam novel ini, digambarkan bahwa sebelum di salib, Yesus sebenarnya sempat mengawini Maria Magdalena (hal yang sama diungkap juga dalam buku The Expected One atau Dia Yang Di Nantikan, artikel review-nya pernah di upload di site ini bulan lalu – moderator), bukan Saint Peter yang selama ini dipercaya dalam dogma Kristiani sebagai pewaris Yesus dan kemudian mendirikan gereja Katolik Roma (bukan di Yerusalem tempat kelahiran Yesus). Bahkan dari hasil perkawinan tersebut, Yesus punya keturunan yang karena takut di kejar-kejar murid-murid Yesus dan penguasa Romawi lainnya, maka ia bersama ibundanya melarikan diri ke Perancis dan mendirikan sebuah gereja. Gereja ini masih berdiri hingga sekarang di Rennes Le Chateau, di kaki gunung Pyrennes, selatan Perancis. (halaman xxxiv)
Apa yang dipaparkan dalam Da Vinci Code sesungguhnya sudah lama menjadi bahan perdebatan ilmiah di banyak kelompok Kristen maupun pengamat sejarah keagamaan. Dalam soal Trinitas saja yang mendogmakan bahwa Yesus itu sekaligus juga Tuhan, dunia Kristen sampai detik ini masih saja kesulitan untuk menjelaskan dengan logis dan masuk akal. Jika benar Yesus (adalah) Tuhan, mengapa ketika ia di salib (inipun jika benar Yesus telah disalib), Yesus berteriak-teriak ketakutan, "Eli, Eli, lama sabahktani!" ("Bapa, Bapa, mengapa Kau tinggalkan aku?). Mengapa Yesus memanggil-manggil Tuhan jika dirinya sendiri merupakan Tuhan? Apakah "Tuhan" Yesus tidak berkuasa menghentikan penyiksaan yang dilakukan orang Romawi terhadap dirinya?. (halaman xxxviii)
Sejak awal ke-kristen-an, hal ini telah mengemuka dan menjadi perdebatan panas hingga umat Kristen awal terbelah menjadi dua keyakinan besar: Unitarian (ketauhidan) yang mengakui Yesus hanyalah seorang nabi utusan Tuhan, dan Trinitarian yang mengakui bahwa wujud Tuhan dan Roh Kudus sepenuhnya mengejawantah dalam diri Yesus. Dalam Konsili Nicea 325 M, seluruh pengikut Unitarian dibabat habis oleh kaum Trinitarian. Kota Nicea kuno sekarang ini berubah menjadi kota Iznik yang terletak di wilayah Turki. (halaman xxxviii)
Ada banyak pertanyaan yang ingin dikupas. Adakah Biarawan Sion masih ada hingga sekarang (seperti yang ditegaskan The Holly Blood and The Holly Grail dan sejumlah peneliti lainnya) dan tetap bermain dibelakang layar rezim-rezim penguasa dunia, pengusaha-pengusaha tingkat tinggi, jenderal-jenderal berpengaruh, dan juga seniman-seniman, serta artis papan atas. Mereka -dengan nama- yang bisa saja berganti-ganti, tetap bekerja hingga cita-cita satu pemerintahan dunia di bawah kepemimpinan Amerika (Pax America) tercipta sebagai pra-kondisi hadirnya Raja-Pendeta untuk berkuasa kembali mendirikan kerajaannya di dunia?
KONSPIRASI PURBA 1 – Biarawan Sion
Akar bernama Kabbalah.
Kabbalah ini mempelajari arti tersembunyi dari Taurat dan naskah-naskah kuno Judaisme. Walau demikian, diyakini bahwa Kabbalah sesungguhnya memiliki akar yang lebih panjang dan merujuk pada ilmu-ilmu sihir kuno di zaman Fir’aun yang biasa dikerjakan dan menjadi alat kekuasaan para pendeta tinggi di sekitar Fir"aun.
Pelacakan terhadap Kabbalah, inti sari pijakan ideologis Biara Sion yang kemudian di tularkan ke Ordo Ksatria Templar, lalu diturunkan kepada Freemason dan sebagainya yang kemudian mengejawantah dalam bentuk konspirasi kelompok Neo-Con di Amerika, Judeo Christian atau Zionis Kristen yang berasal dari The Holy Scofied Bible dan termasuk di alam bawah sadar para pemimpin Eropa yang tergabung dalam Uni Eropa-Oikumene negeri-negeri Kristen Eropa dan sebagainya, membawa kita pergi jauh ke masa silam, saat Fir’aun masih disembah sebagai Tuhan, saat Nabi Musa as berjuang mendakwahkan ketauhidan pada bangsa Israil yang keras kepala di Mesir kuno.
Lewat usaha-usaha dari iblis kemudian tumbuh satu kelompok manusia yang mempertuhankan dewa-dewi, bukan Allah SWT. Mereka mempertuhankan Lucifer dan menyebut diri sebagai The Brotherhood of The Snake (Ordo atau Persaudaraan Ular). Kelompok inilah yang kemudian menyebarkan pahamnya, mempertuhankan Lucifer, Dewa Matahari dan Dewa-Dewi lainnya.
Asal Muasal Biarawan Sion
Kelompok persaudaraan Kabbalah diyakini telah berusia lebih dari 4.000 tahun. Jauh lebih tua dari agama Kristen itu sendiri. Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan ordo ini lahir. Namun sejumlah peneliti mencatat, pada Dinasti Ur III (antara 2112 – 2004 SM), saat masa-masa pembuangan suku-suku Bani Israil ke Babylonia, di saat itulah Ordo Kabbalah terbentuk. Sejak awal berdiri hingga kini ada tiga jenis ordo Kabbalah yakni Ordo Hijau, Ordo Kuning dan Ordo Putih. Yang paling menarik adalah Ordo Putih karena kemisteriusannya. Ordo ini jarang teridentifikasi oleh peneliti. Jika Ordo yang lain lebih menekankan pada aspek-aspek ritual, ajaran penyembahan Lucifer, maka Ordo Putih ini lebih menekankan misi politik dan kekuasaan. Merekalah yang merumuskan bahwa tujuan akhir Kabbalis adalah untuk membentuk "Satu Pemerintahan Dunia" (Unity of the World atau meminjam seloka mereka "E Pluribus Unun") dan "Tata Dunia Baru" (Novus Ordo Seclorum atau The New World Order). Merekalah peletak dasar-dasar peradaban Barat sekarang. Dari Ordo inilah Ordo Sion berasal. Jika ini benar, berarti seluruh konspirasi mereka sejak masih bernama Templar hingga kini yang bernama IMF, World Bank, Neo Con, Judeo Christian dan Zionisme, seluruhnya merupakan usaha-usaha dari iblis untuk menciptakan kerajaannya di dunia.
KONSPIRASI PURBA 2 – Knight Templar
Berawal dari kedatangan 9 ksatria yang datang ke istana King Baldwin -Raja Yerusalem- yang menyatakan siap menjaga keamanan jalan-jalan kecil dan jalan raya yang biasa dilalui para peziarah dari kota pelabuhan Jaffa menuju kota suci Yerusalem, jalur peziarah sepanjang 38 mil. Raja Baldwin begitu terpesona dengan kesungguhan mereka dan menyerahkan sayap kiri istana sebagai markas mereka. Kamar-kamar para Templar tersebut yang diberika oleh King Baldwin ternyata berdiri di atas Kuil Sulaiman.
Dari sini timbul pertanyaan, apakah memang King Baldwin yang memberikan wilayah tersebut kepada mereka tanpa sengaja atau sekedar para ksatria Kuil itulah yang meminta wilayah tersebut dengan berbagai dalih. Dari "markas" mereka yang diabangun diatas kuil Sulaiman itulah nama Knight Templars muncul. Dari kamar-kamar itulah secara diam-diam para Templar melakukan penggalian ke bawahnya guna mencari harta yang diyakininya.
Menurut penelitian Lynn Picknett dan Olivia Prince, 9 Knights Templar tersebut sesungguhnya merupakan anggota Gereja Yohanit (gereja yang mengakui Yohanes Pembaptis sebagai Kristus, bukan Yesus).
Banyak dugaan, selama proses penggalian, mereka menemukan berbagai barang peninggalan dan naskah yang berisi inti sari dari tradisi-tradisi rahasia Yahudi dan Mesir kuno. Sejumlah kalangan menduga, mereka menemukan "sesuatu" yang dityakini sebagai Kabbalah, sebuah ajaran mistik kuno yang berurat-akar pada sejarah para Fir’aun di zaman mesir kuno. Hal tersebutlah yang mengubah para Templars yang semula Ksatria Kristen di kemudian hari mengadopsi suatu ajaran, filsafat dean keyakinan yang sama sekali berbeda dengan Gereja.
Apakah ‘sesuatu" itu adalah Cawan Suci (The Holly Grail) yang berisi darah Yesus Kristus di mana menurut kepercayaan pagan Yahudi, siapapun yang mendapatkannya akan menjadi panjang usia, kaya raya, berpengaruh dan memiliki kekuasaan di dunia ini. Inikah motivasi sesungguhnya? Lalu bagaimana dengan kabar yang menyatakan bahwa The Holly Grail itu sendiri adalah Maria Magdalena, perempuan bangsawan yang dinikahi Yesus dan melahirkan keturunannya. Adakah di bawah kuil Sulaiman tersebut tertanam jasad seorang Maria Magdalena?
Di akhir sejarah mereka, para Templar menanggalkan jubah putih dan panji-panji perangnya, dan kemudian menggantinya dengan pakaian yang biasa dikenakan para pekerja, para tukang batu, bergabung dengan para Mason dan menguasai gilda-gilda mereka, lodge-lodge mereka. Tidak ada lagi Knight of Templar. Yang ada sekarang adalah Mason.
Banyak peneliti menemukan menemukan benang merah yang teramat kuat antara Biarawan Sion, Ksatria Templar, Freemansonry, Rosicrusian, Illuminati dan sebagainya. Benang merah itu adalah ideologi esotoris yang bernama Kabbalah. Perkumpulan-perkumpulan rahasia dan sangat tertutup ini diyakini sebagai pihak yang bermain dibelakang layar dalam berbagai peristiwa penting dunia. Perang salib misalnya, adalah Peter si Pertapa yang merupakan anggota Ordo Kabbalah yang berada dalam gereja Yohanit yang mula-mula memprovokasi Paus Urbanus II agar mengakhiri Perjanjian Aelia yang berisi Perjanjian damai antara Kristen dengan kaum Muslim yang telah ditanda-tangani oleh Khalifah Umar Bin Khattab dan uskup Agung Yerusalem Sophronius bersamaan dengan diserahkannya kota suci yerusalem dari kekuasaan Kristen ke tangan kaum Muslimin. Para Templar yang juga anggota Ordo Kabbalah Gereja Yohanit, mereka inilah anak-anak iblis, sama sekali bukan pengawal sejati Yesus atau Nabi Isa As.
Bulan: November 2006
Penerbit: Pustaka Al Kautsar Jakarta Timur Pertama kali melihat tampilan buku ini, saya sama sekali tidak menduga bahwa ini adalah buku asli karya anak bangsa sendiri, apalagi melihat judul dan sub judul yang sangat kebarat-baratan -tentang Biarawan Sion- dan ini memang tema yang sangat populer akhir-akhir ini mengikuti meledaknya novel "Da Vinci Code" karya Dan Brown. Tak pelak, begitu banyak penulis buku dari dunia barat san yang mengangkat tema ini dalam buku-buku mereka saat-saat ini.
Sang penulis, Rizki Ridyasmara, lahir di Jakarta 7 Maret 1971. Karir kewartawanannya dimulai ketika menjadi Reporter majalah Ishlah (1994), lalu merambah ke sejumlah media, termasuk Dotcom. Buku-bukunya yang telah terbi diantaranya adalaht: Singapura Basis Israel Asia Tenggara (2005), Ketika Rupiah Jadi Peluru Zionis (2006), Fakta Data Yahudi di Indonesia (Bersama H. Ridwan Saidi, 2006), dan Gerilya Salib di Serambi Mekah (2006). Kini, selain aktif di sejumlah lembaga kajian zionisme, berkonsentrasi menulis buku.
PROLOG – Yang Tidak Di Ungkap "The Da Vinci Code"
Brown Percaya, tugas utama Biarawan Sion adalah menjaga garis darah keturunan Yesus hingga menghantarkannya kembali bertahta sebagai Raja Pendeta yang berkuasa di Yerusalem. Hipotesis ini menyengat kalangan Kristen karena dalam tradisi ke-kristen-an yang telah dipelihara dari generasi ke generasi, dogma pokok dan paling inti adalah kepercayaan tentang kebangkitan Yesus (resurrection). Menurut dogma ini, setelah mati di tiang salib dan bangkit dari makamnya menuju langit, Yesus akan bangkit kembali (The Second Coming) pada hari ke tiga untuk menebus dosa umat manusia. Jika dasar dogma ini dibongkar, maka dengan sendirinya runtuhlah agama Kristen. Paul Young dalam "Christianity", menulis, bahwa tanpa "resurrection" maka tidak ada "ke-kristen-an". Ibarat potongan-potongan gambar (puzle), maka jika resurrection di buang, puzzle itu tidak akan pernah membentuk apa yang disebut sebagai Christianity. (halaman xxxiii)
Dogma inti inilah yang dianggap kalangan Kristen dicoba dihancurkan oleh The Da Vinci Code. Betapa tidak, dalam novel ini, digambarkan bahwa sebelum di salib, Yesus sebenarnya sempat mengawini Maria Magdalena (hal yang sama diungkap juga dalam buku The Expected One atau Dia Yang Di Nantikan, artikel review-nya pernah di upload di site ini bulan lalu – moderator), bukan Saint Peter yang selama ini dipercaya dalam dogma Kristiani sebagai pewaris Yesus dan kemudian mendirikan gereja Katolik Roma (bukan di Yerusalem tempat kelahiran Yesus). Bahkan dari hasil perkawinan tersebut, Yesus punya keturunan yang karena takut di kejar-kejar murid-murid Yesus dan penguasa Romawi lainnya, maka ia bersama ibundanya melarikan diri ke Perancis dan mendirikan sebuah gereja. Gereja ini masih berdiri hingga sekarang di Rennes Le Chateau, di kaki gunung Pyrennes, selatan Perancis. (halaman xxxiv)
Apa yang dipaparkan dalam Da Vinci Code sesungguhnya sudah lama menjadi bahan perdebatan ilmiah di banyak kelompok Kristen maupun pengamat sejarah keagamaan. Dalam soal Trinitas saja yang mendogmakan bahwa Yesus itu sekaligus juga Tuhan, dunia Kristen sampai detik ini masih saja kesulitan untuk menjelaskan dengan logis dan masuk akal. Jika benar Yesus (adalah) Tuhan, mengapa ketika ia di salib (inipun jika benar Yesus telah disalib), Yesus berteriak-teriak ketakutan, "Eli, Eli, lama sabahktani!" ("Bapa, Bapa, mengapa Kau tinggalkan aku?). Mengapa Yesus memanggil-manggil Tuhan jika dirinya sendiri merupakan Tuhan? Apakah "Tuhan" Yesus tidak berkuasa menghentikan penyiksaan yang dilakukan orang Romawi terhadap dirinya?. (halaman xxxviii)
Sejak awal ke-kristen-an, hal ini telah mengemuka dan menjadi perdebatan panas hingga umat Kristen awal terbelah menjadi dua keyakinan besar: Unitarian (ketauhidan) yang mengakui Yesus hanyalah seorang nabi utusan Tuhan, dan Trinitarian yang mengakui bahwa wujud Tuhan dan Roh Kudus sepenuhnya mengejawantah dalam diri Yesus. Dalam Konsili Nicea 325 M, seluruh pengikut Unitarian dibabat habis oleh kaum Trinitarian. Kota Nicea kuno sekarang ini berubah menjadi kota Iznik yang terletak di wilayah Turki. (halaman xxxviii)
Ada banyak pertanyaan yang ingin dikupas. Adakah Biarawan Sion masih ada hingga sekarang (seperti yang ditegaskan The Holly Blood and The Holly Grail dan sejumlah peneliti lainnya) dan tetap bermain dibelakang layar rezim-rezim penguasa dunia, pengusaha-pengusaha tingkat tinggi, jenderal-jenderal berpengaruh, dan juga seniman-seniman, serta artis papan atas. Mereka -dengan nama- yang bisa saja berganti-ganti, tetap bekerja hingga cita-cita satu pemerintahan dunia di bawah kepemimpinan Amerika (Pax America) tercipta sebagai pra-kondisi hadirnya Raja-Pendeta untuk berkuasa kembali mendirikan kerajaannya di dunia?
KONSPIRASI PURBA 1 – Biarawan Sion
Akar bernama Kabbalah.
Kabbalah ini mempelajari arti tersembunyi dari Taurat dan naskah-naskah kuno Judaisme. Walau demikian, diyakini bahwa Kabbalah sesungguhnya memiliki akar yang lebih panjang dan merujuk pada ilmu-ilmu sihir kuno di zaman Fir’aun yang biasa dikerjakan dan menjadi alat kekuasaan para pendeta tinggi di sekitar Fir"aun.
Pelacakan terhadap Kabbalah, inti sari pijakan ideologis Biara Sion yang kemudian di tularkan ke Ordo Ksatria Templar, lalu diturunkan kepada Freemason dan sebagainya yang kemudian mengejawantah dalam bentuk konspirasi kelompok Neo-Con di Amerika, Judeo Christian atau Zionis Kristen yang berasal dari The Holy Scofied Bible dan termasuk di alam bawah sadar para pemimpin Eropa yang tergabung dalam Uni Eropa-Oikumene negeri-negeri Kristen Eropa dan sebagainya, membawa kita pergi jauh ke masa silam, saat Fir’aun masih disembah sebagai Tuhan, saat Nabi Musa as berjuang mendakwahkan ketauhidan pada bangsa Israil yang keras kepala di Mesir kuno.
Lewat usaha-usaha dari iblis kemudian tumbuh satu kelompok manusia yang mempertuhankan dewa-dewi, bukan Allah SWT. Mereka mempertuhankan Lucifer dan menyebut diri sebagai The Brotherhood of The Snake (Ordo atau Persaudaraan Ular). Kelompok inilah yang kemudian menyebarkan pahamnya, mempertuhankan Lucifer, Dewa Matahari dan Dewa-Dewi lainnya.
Asal Muasal Biarawan Sion
Kelompok persaudaraan Kabbalah diyakini telah berusia lebih dari 4.000 tahun. Jauh lebih tua dari agama Kristen itu sendiri. Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan ordo ini lahir. Namun sejumlah peneliti mencatat, pada Dinasti Ur III (antara 2112 – 2004 SM), saat masa-masa pembuangan suku-suku Bani Israil ke Babylonia, di saat itulah Ordo Kabbalah terbentuk. Sejak awal berdiri hingga kini ada tiga jenis ordo Kabbalah yakni Ordo Hijau, Ordo Kuning dan Ordo Putih. Yang paling menarik adalah Ordo Putih karena kemisteriusannya. Ordo ini jarang teridentifikasi oleh peneliti. Jika Ordo yang lain lebih menekankan pada aspek-aspek ritual, ajaran penyembahan Lucifer, maka Ordo Putih ini lebih menekankan misi politik dan kekuasaan. Merekalah yang merumuskan bahwa tujuan akhir Kabbalis adalah untuk membentuk "Satu Pemerintahan Dunia" (Unity of the World atau meminjam seloka mereka "E Pluribus Unun") dan "Tata Dunia Baru" (Novus Ordo Seclorum atau The New World Order). Merekalah peletak dasar-dasar peradaban Barat sekarang. Dari Ordo inilah Ordo Sion berasal. Jika ini benar, berarti seluruh konspirasi mereka sejak masih bernama Templar hingga kini yang bernama IMF, World Bank, Neo Con, Judeo Christian dan Zionisme, seluruhnya merupakan usaha-usaha dari iblis untuk menciptakan kerajaannya di dunia.
KONSPIRASI PURBA 2 – Knight Templar
Berawal dari kedatangan 9 ksatria yang datang ke istana King Baldwin -Raja Yerusalem- yang menyatakan siap menjaga keamanan jalan-jalan kecil dan jalan raya yang biasa dilalui para peziarah dari kota pelabuhan Jaffa menuju kota suci Yerusalem, jalur peziarah sepanjang 38 mil. Raja Baldwin begitu terpesona dengan kesungguhan mereka dan menyerahkan sayap kiri istana sebagai markas mereka. Kamar-kamar para Templar tersebut yang diberika oleh King Baldwin ternyata berdiri di atas Kuil Sulaiman.
Dari sini timbul pertanyaan, apakah memang King Baldwin yang memberikan wilayah tersebut kepada mereka tanpa sengaja atau sekedar para ksatria Kuil itulah yang meminta wilayah tersebut dengan berbagai dalih. Dari "markas" mereka yang diabangun diatas kuil Sulaiman itulah nama Knight Templars muncul. Dari kamar-kamar itulah secara diam-diam para Templar melakukan penggalian ke bawahnya guna mencari harta yang diyakininya.
Menurut penelitian Lynn Picknett dan Olivia Prince, 9 Knights Templar tersebut sesungguhnya merupakan anggota Gereja Yohanit (gereja yang mengakui Yohanes Pembaptis sebagai Kristus, bukan Yesus).
Banyak dugaan, selama proses penggalian, mereka menemukan berbagai barang peninggalan dan naskah yang berisi inti sari dari tradisi-tradisi rahasia Yahudi dan Mesir kuno. Sejumlah kalangan menduga, mereka menemukan "sesuatu" yang dityakini sebagai Kabbalah, sebuah ajaran mistik kuno yang berurat-akar pada sejarah para Fir’aun di zaman mesir kuno. Hal tersebutlah yang mengubah para Templars yang semula Ksatria Kristen di kemudian hari mengadopsi suatu ajaran, filsafat dean keyakinan yang sama sekali berbeda dengan Gereja.
Apakah ‘sesuatu" itu adalah Cawan Suci (The Holly Grail) yang berisi darah Yesus Kristus di mana menurut kepercayaan pagan Yahudi, siapapun yang mendapatkannya akan menjadi panjang usia, kaya raya, berpengaruh dan memiliki kekuasaan di dunia ini. Inikah motivasi sesungguhnya? Lalu bagaimana dengan kabar yang menyatakan bahwa The Holly Grail itu sendiri adalah Maria Magdalena, perempuan bangsawan yang dinikahi Yesus dan melahirkan keturunannya. Adakah di bawah kuil Sulaiman tersebut tertanam jasad seorang Maria Magdalena?
Di akhir sejarah mereka, para Templar menanggalkan jubah putih dan panji-panji perangnya, dan kemudian menggantinya dengan pakaian yang biasa dikenakan para pekerja, para tukang batu, bergabung dengan para Mason dan menguasai gilda-gilda mereka, lodge-lodge mereka. Tidak ada lagi Knight of Templar. Yang ada sekarang adalah Mason.
Banyak peneliti menemukan menemukan benang merah yang teramat kuat antara Biarawan Sion, Ksatria Templar, Freemansonry, Rosicrusian, Illuminati dan sebagainya. Benang merah itu adalah ideologi esotoris yang bernama Kabbalah. Perkumpulan-perkumpulan rahasia dan sangat tertutup ini diyakini sebagai pihak yang bermain dibelakang layar dalam berbagai peristiwa penting dunia. Perang salib misalnya, adalah Peter si Pertapa yang merupakan anggota Ordo Kabbalah yang berada dalam gereja Yohanit yang mula-mula memprovokasi Paus Urbanus II agar mengakhiri Perjanjian Aelia yang berisi Perjanjian damai antara Kristen dengan kaum Muslim yang telah ditanda-tangani oleh Khalifah Umar Bin Khattab dan uskup Agung Yerusalem Sophronius bersamaan dengan diserahkannya kota suci yerusalem dari kekuasaan Kristen ke tangan kaum Muslimin. Para Templar yang juga anggota Ordo Kabbalah Gereja Yohanit, mereka inilah anak-anak iblis, sama sekali bukan pengawal sejati Yesus atau Nabi Isa As.
0 komentar:
Posting Komentar